Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Presiden PSMP: Mengapa PSSI gak Berani Terbuka?

Selasa, 25 Desember 2018 – 00:57 WIB
Presiden PSMP: Mengapa PSSI gak Berani Terbuka? - JPNN.COM
Ilustrasi PSSI. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - PS Mojokerto Putra (PSMP) merasa hukuman berupa larangan berkompetisi di Liga 2 musim depan dinilai terlalu berat. Mereka pun langsung mengirim banding atas sanksi tersebut.

Banding bahkan sudah dikirim secara resmi ke PSSI pada Jumat (21/12) lalu. Kok bisa? Padahal, PSSI baru mengumumkan sanksi tersebut Sabtu (22/12) malam. Ternyata, PSSI sebelumnya sudah mengirimkan salinan sanksi kepada manajemen PSMP pada Rabu (19/12) lalu.

Hal itulah yang disesalkan oleh Presiden PSMP Firman Efendi. “Kenapa kok baru dirilis Sabtu kemarin? Kenapa PSSI nggak berani terbuka,” katanya ketika dihubungi Jawa Pos. Yang lebih membuatnya jengkel, keputusan sanksi diambil tanpa konfirmasi dari pihak manajemen.

Dari salinan surat sanksi yang dikirim ke manajemen, PSMP dihukum lantaran diduga terlibat match fixing dalam empat laga. Yakni dua laga kontra Kalteng Putra pada 3 November dan 9 November. Serta saat bersua Persegres Gresik (29/9) dan Aceh United (20/11). Indikasi itu muncul setelah empat laga tersebut sudah dianalisis oleh Genius Sport.

Genius Sport memang bisa menganalisa laga yang diduga match fixing. Penyelidikan dengan Genius Sport juga sudah dilakukan di negara Eropa seperti Italia. Bahkan di Singapura dan Vietnam. Meski PSSI sudah punya bukti kuat, tapi manajemen PSMP tetap menyangkal tuduhan itu.

“Nggak ada kayak gitu (match fixing), Mas. Saya sudah kumpulkan semuanya. Mulai manajemen, pelatih dan pemain, nggak ada itu yang terlibat match fixing,” tegas Firman.

Karena itu, dia benar-benar geram dengan keputusan PSSI. Sebab, Firman merasa PSSI memutuskan sanksi secara sepihak. Tanpa konfirmasi sama sekali dengan pihak PSMP.

“Kami tidak pernah dipanggil (oleh PSSI). Nggak pernah diajak diskusi untuk membuktikan apakah kami terlibat match fixing. Ujung-ujungnya kok langsung keluar sanksi itu. Ini sangat tidak fair,” kata Firman.

Tekanan berat benar-benar dirasakan manajemen PS Mojokerto Putra karena terkena sanksi dari Komdis PSSI berupa larangan bermain di Liga 2.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News