Presiden PSMP: Mengapa PSSI gak Berani Terbuka?
Apalagi, sanksi yang diberikan juga cukup berat. “Kami sudah susah payah membiayai dan menghidhupkan PSMP, hasilnya malah seperti ini,” sesalnya.
Sayangnya, memang banyak kejanggalan pada setiap laga PSMP. Yang paling mencolok adalah penalti. Musim ini saja, dari 58 gol PSMP di Liga 2, 14 diantaranya dicetak dari titik putih. Jawa Pos mencoba melakukan konfirmasi kepada pelatih PSMP Jamal Yastro soal dugaan match fixing. Tapi, telepon maupun WhatsApp dari Jawa Pos tidak direspon sama sekali.
“Semuanya lagi bingung, Mas. Lagi frustasi. Biar saya saja yang menjawab,” kata Firman saat ditanya soal Jamal yastro.
Nah, soal match fixing, PSMP dikaitkan dengan salah satu nama, yakni Vigit Waluyo. Meski belum terbukti, tapi nama Vigit santer disebut ada dibalik layar PSMP musim ini. Apalagi, dia adalah mantan manajer PSMP. Tapi, hal itu buru-buru dibantah oleh Firman.
“Saya memang kenal Vigit. Tapi kenal saat dia menjabat sebagai manajer (PSMP) dan saya sebagai supporter. Itu saja. selebihnya, nggak ada hubungannya Vigit sama PSMP musim ini,” tutur pria yang juga merupakan Ketua KONI Kabupaten Mojokerto itu.
Sejatinya, saat ini sudah ada Satgas Mafia Bola yang dibentuk Polri. Manajemen PSMP bisa melaporkan jika memang ada laga yang terindikasi match fixing. Tapi, Firman mengaku masih belum berpikir sampai sejauh itu. “Yang penting bagaimana banding kami dulu, kejelasan sanksi kami dulu,” tegasnya.
Meski sanksi sudah dijatuhkan, tapi tim PSMP belum akan dibubarkan. Mereka masih akan berlatih untuk ajang Piala Indonesia 2018. Terlebih, Laskar Mojopahit sudah memastikan langkah ke babak 32 besar usai mengandaskan Semeru FC 2-0 (10/12).
Di babak 32 besar, mereka punya kans menghadapi kampiun Liga 1, Persija Jakarta. “Kami akan mempersiapkan tim,” kata Firman. Saat ini, pemain masih diliburkan. Saying, dia belum tahu kapan latihan akan kembali digelar. (gus)