Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Presiden Sri Lanka Copot Menhan dan Kepala Kepolisian

Kamis, 25 April 2019 – 17:58 WIB
Presiden Sri Lanka Copot Menhan dan Kepala Kepolisian - JPNN.COM
Polisi Sri Lanka berjaga di dekat salah satu lokasi serangan bom Paskah. Foto: AFP

jpnn.com, KOLOMBO - Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menyatakan tidak diberi tahu terkait dengan informasi intelijen bahwa bakal ada serangan bom di negaranya. Jika tahu, Sirisena akan mengambil tindakan tegas untuk mencegah serangan yang terjadi saat perayaan Paskah Minggu (21/4) tersebut.

Karena sudah telanjur kecolongan, dia berjanji merombak sistem keamanan di negaranya. ''Aparat keamanan negara direstrukturisasi beberapa hari mendatang dengan perubahan kepemimpinan dalam 24 jam,'' tuturnya sebagaimana dikutip Agence France-Presse.

Dia telah meminta Menteri Pertahanan Hemasiri Fernando dan Inspektur Jenderal Polisi Pujith Jayasundara untuk mengundurkan diri. Mereka berdua dianggap gagal menangani laporan intelijen.

Saat ini penyidikan serangan bom itu masih terus dilakukan. Jumlah korban jiwa terus bertambah. Kini setidaknya 359 orang dinyatakan tewas.

Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe menegaskan, serangan tersebut tidak mungkin bisa dilakukan tanpa bantuan kelompok tertentu di luar negeri. Bisa jadi Islamic State (IS) alias ISIS memang benar terlibat untuk membantu National Tawheed Jamaath (NTJ) melakukan pengeboman.

Sementara itu, polisi mengungkapkan bahwa setidaknya ada sembilan pelaku bom bunuh diri dalam serangan Paskah tersebut. Yaitu, 8 pria dan 1 perempuan.

Salah seorang pelaku adalah lulusan salah satu universitas di Inggris. Setelah menyelesaikan studinya, dia mengambil kuliah pascasarjana di Australia.

Pejabat keamanan Inggris yang menjadi sumber CNN menyebutkan, pelaku yang dimaksud bernama Abdul Lathief Jameel Mohamed. Dia berkuliah di wilayah South East of England pada 2006-2007. Tidak dijelaskan dengan pasti di universitas mana dia mengenyam pendidikan.

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menyatakan tidak diberi tahu terkait dengan informasi intelijen bahwa bakal ada serangan bom di negaranya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News