Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Problem Minoritas di Indonesia Tak Hanya Berhenti di Etnis Tionghoa

Kamis, 08 Agustus 2019 – 18:00 WIB
Problem Minoritas di Indonesia Tak Hanya Berhenti di Etnis Tionghoa - JPNN.COM

Sebagian besar responden survei yang diungkap buku tersebut menyalahkan etnis Tionghoa sendiri atas ketidakmampuan mereka untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Indonesia.

Uniknya, studi yang diungkap buku editan akademisi Universitas Nasional Australia (ANU) -Greg Fealy dan Ronit Ricci -ini menunjukkan bahwa sebenarnya sebelum kasus penistaan agama yang melibatkan Ahok, survei menunjukkan tingkat intolerasi di Indonesia tengah menurun, dan justru meningkat setelah kasus itu muncul dan disusul dengan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 (Pilkada DKI).

Stigma yang sulit berubah

Problem Minoritas di Indonesia Tak Hanya Berhenti di Etnis Tionghoa Photo: Contentious Belonging menceritakan perdebatan mayoritas-minoritas di Indonesia.

Dalam bab Anti-Chinese Sentiment: And the Return of the Pribumi discourse di buku itu, Charlotte Setijadi mengatakan setelah adanya kasus Ahok, sentimen anti-Tionghoa bisa cepat mereda dan secepat itu pula muncul.

Sentimen anti-Tionghoa yang berkobar selama Pilkada DKI menunjukkan bagaimana persepsi terhadap etnis Tionghoa di Indonesia tak banyak berubah, terlepas dari reformasi dua dekade terakhir.

Warga keturunan Tionghoa, sebut Charlotte, masih menjadi kambing hitam jika terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi.

Konservatisme Islam yang meningkat dan ketimpangan sosial-ekonomi juga ditudingnya memperuncing jurang perbedaan antara etnis Tionghoa dan warga Indonesia lainnya, dan ini, sekali lagi, membuat minoritas Tionghoa kembali menjadi target kemarahan dan frustasi massa.

Persoalan minoritas lebih luas

Berbicara dalam peluncuran Contentious Belonging di Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta (31/7/2019) pekan lalu, Burhanuddin Muhtadi, salah seorang penulis bab, mengatakan warga non-Muslim di Indonesia lebih toleran ketimbang mayoritas Muslim.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close