Produk Tembakau Alternatif, Tekan Prevalensi Merokok
jpnn.com, JAKARTA - Ketua MAWAS Center Kurniawan Saefullah mengatakan, prevalensi merokok di Indonesia sudah menembus angka 69,1 juta jiwa.
Untuk mengatasi masalah merokok tersebut, pemerintah perlu mengedepankan strategi yang berbeda dan pragmatis, ketimbang hanya menggunakan strategi pengendalian tembakau yang selama ini tidak berhasil membantu perokok untuk berhenti.
Implementasi dari solusi tersebut bisa dimulai dengan mengkaji potensi dari pemanfaatan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, maupun kantong nikotin.
“Strategi pengendalian tembakau yang dijalankan pemerintah selama ini belum menunjukkan hasil yang maksimal dalam menurunkan angka perokok maupun mendorong perokok bisa berhenti di Indonesia, jadi pemerintah perlu terbuka dengan segala opsi yang tersedia,” kata Kurniawan, Selasa (9/8).
Kurniawan menambahkan produk tembakau alternatif menerapkan konsep pengurangan risiko (harm reduction).
Hal itu dibuktikan dengan sejumlah hasil riset salah satunya dari studi dilakukan oleh Public Health England, yang menunjukkan produk ini mampu mengurangi risiko kesehatan hingga 90 persen - 95 persen daripada rokok.
Dengan demikian, perokok dewasa yang sulit berhenti tetap bisa mendapatkan asupan nikotin melalui cara yang lebih rendah risiko dibandingkan dengan terus merokok.
“Pemerintah tidak perlu ragu lagi mengkaji dan memanfaatkan potensi produk tembakau alternatif. Untuk saat ini, yang perlu dilakukan pemerintah adalah melakukan kajian lokal, menyebarkan informasi yang akurat dan komprehensif mengenai produk tembakau alternatif dan memperkuatnya dengan regulasi berbasis riset,” kata Kurniawan.(chi/jpnn)