Produksi Beras Pecah Kulit Gapoktan Ngudi Makmur Bisa 7 Ton per Hari
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa bisnis pertanian wajib berorientasi pasar, kebutuhan untuk makanan pokok pasti tidak akan pernah berkurang, sehingga pertanian tidak boleh berhenti untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia.
“Sudah saatnya agribisnis berorientasi pada pasar dan tidak hanya berkutat pada on farm saja. Market intelligent petani dan penyuluh haris kuat untuk dapat menguasai pasar, karena peluang pasar untuk produk pertanian masing sangat terbuka lebar baik di dalam maupun di luar negeri,” imbuhnya.
Pada acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kapasitas SDM Pertanian Kapasitas SDM Pertanian Mendukung Keberlanjutan CSA, bebrapa waktu lalu telah dilakukan kunjungan lapangan ke penggilingan padi milik PT Padi Unggul Gemolong (PT PUG).
PT PUG merupakan korporasi petani Gapoktan Ngudi Makmur di Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Para peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kapasitas SDM Pertanian mendapat pengalaman berharga ketika berkunjung ke lokasi penggilingan.
Di sana, para peserta Bimtek yang notabene berasal dari tujuh kabupaten di Jawa Tengah, melihat proses produksi berbagai komoditas pertanian, yakni beras putih, beras merah, dan beras pecah kulit (BPK). Komoditas terakhir merupakan salah satu andalan PT PUG.
Direktur PT PUG Fakih Hanafi mengatakan bahwa perusahaannya memproduksi sekitar 7 ton BPK setiap harinya.
Dia mengatakan bahwa BPK ini merupakan beras ‘setengah jadi’ atau mentah, yang nantinya dikirim ke produsen beras lagi.