Prof Elvis Warsono
Oleh Dahlan Iskan"Mau dibiarkan saja?" tanya dokter.
"Kalau bengkaknya terus membesar bagaimana?" tanya saya sambil menunjuk sepatu yang sudah sesak.
"Beli saja sepatu yang lebih besar. Lalu beli lagi yang lebih besar lagi," jawabnya.
Saya tahu itu hanya humor. Seperti juga temannya yang di Surabaya itu.
Ia hanya bisa membantu saya untuk buying time. Agar saya tidak mati mendadak akibat pecahnya varises di saluran pencernaan –lalu muntah darah.
Setelah itu saya harus transplan hati. "Tidak ada jalan lain," katanya.
Dokter itulah yang membuat saya mengambil kata putus: ganti hati. 14 tahun lalu.
Saya akan mengabarinya bahwa teman baiknya di Surabaya baru saja meninggal. Tentu ia akan banyak bertanya mengapa sampai terjadi. Apalagi istri Prof Budi Warsono juga lagi kritis di ICU.