Prof Jimly Asshiddiqie: Ini Peluang Emas Indonesia Untuk Menekan AS
"Bila perlu buat UU/Perppu khusus untuk kemudahan investasi mereka. Bisa jadi UU Ciptaker tidak relevan," lanjut Prof Jimly Asshiddiqie.
Sebelumnya, menanggapi rencana kunjungan Menlu AS tersebut, Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengatakan pentingnya Indonesia menjaga politik luar negeri yang bebas aktif, baik terhadap China, AS, maupun negara manapun.
"Menjadi pertanyaan di masa pandemi Covid 19 ini dan mendekatnya pelaksanaan Pemilihan Presiden di AS, mengapa para pejabat AS intens berhubungan dengan para mitranya di Indonesia," ujar Hikmahanto Juwana dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Kemungkinan besar ini terkait dengan kekhawatiran AS terhadap Indonesia yang dianggap terlalu dekat dengan China.
"Belakangan ini China sangat agresif di Laut China Selatan," ujar Hikmahanto.
Bahkan dengan kekuatan ekonominya dan penemuan vaksin telah mengembangkan pengaruh di negara-negara kawasan.
Ekonomi China yang agresif bahkan menurut buku putih Departemen Pertahanan AS, memungkinkan China meminta sejumlah negara untuk membangun pangkalan militer, termasuk Indonesia.
"AS tentunya berharap Indonesia berada di belakang AS. Permintaan AS untuk mendaratkan pesawat tempur mata-mata dapat diartikan demikian," kata Hikmahanto. (fat/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: