Prof Suteki: Guru Besar tetapi Kok Otaknya Kecil?
Henry menuliskan kritiknya kepada Rocky Gerung lewat Twitter dengan menghubungkan sang filsuf dengan Islam intoleran.
"Nah yang begini Ini seharusnya tidak terjadi. Karena semakin menunjukkan ketidakdewasaan seseorang," ucapnya.
Suteki memaparkan, guru besar itu harus jadi contoh dan teladan. Seorang guru besar bisa mengkritisi kebijakan rektor atau pemerintah dan itu dijamin sebagai kebebasan mimbar akademik.
Kebebasan mimbar akademik ini hanya dimiliki seorang profesor atau dosen senior yang memiliki otoritas atau wibawa yang ilmiah untuk menyatakan secara terbuka bagaimana pandangannya menurut ilmu pengetahuan yang digeluti.
"Kebebasan itu mestinya tidak tertekan, bebas dari pengaruh pemerintah, swasta, parpol. Ketika sudah terkooptasi ya sudah seorang guru besar yang mestinya otak besar tetapi jadi otak kecil (ocil)," sergahnya.
Otak besar, lanjut Suteki misalnya tidak terbawa perasaan. Berargumen tidak menyerang pribadi.
"Ada juga orang-orang besar "pejabat tinggi" tetapi kalau bicara menyerang pribadinya. Itu justru cenderung menjadi kesesatan berpikir sehingga tidak sehat," pungkasnya. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: