Prof Turok Mengoreksi Kesalahan Teori Alam Semesta Stephen Hawking
jpnn.com - Seorang fisikawan di Premeter Institute Kanada, Professor Neil Turok mematahkan visi ahli fisika teoretis Stephen Hawking tentang penciptaan alam semesta. Turok yang juga kawan dekat Hawking menyebut profesor penulis buku A Brief History of Time itu melakukan kesalahan dalam perhitungan matematika.
Selama ini pandangan Hawking bahwa ruang, waktu dan materi meledak bersamaan menjadi eksis dalam satu waktu melalui Big Bang telah menjadi fokus studi fisika dan kosmologi. Namun, kini Turok merilis penelitiannya yang menunjukkan adanya kesalahan pada perhitungan matematika Hawking sehingga perlu dievaluasi.
“Penelitian kami menyiratkan bahwa kita perlu mencari gambaran lain untuk memahami awal alam semesta, atau kita harus berpikir ulang mengenai model paling mendasar pada kuantum gravitasi,” ujar Job Feldbrugge, salah satu mitra peneliti Profesor Turok.
Dalam sebuah tulisan berjudul No Smooth Beginnings for Spacetime, Turok dan kawan-kawannya menguji kembali penelitian Hawking dengan menggunakan teknik baru matematika. Turok mengatakan bahwa matematika yang digunakan itu belum ada saat Hawking membuat teorinya tentang alam semesta.
Karenanya dia menawarkan teori baru bernama Big Bounce yang menunjukkan alam semesta dalam keabadian Bing Bangs. Turok yang pernah bekerja bersama Hawking sebagai profesor matematika dan fisika terapan di Universitas Cambridge menunjukkan bahwa energi dalam alam semesta akan berfluktuasi hingga segera menghancurkan diri sendiri.
“Karenanya alam semesta terus berkembang, kemudian mengalami kontraksi menjadi titik kecil dan kemudian meledak lagi,” ujar Turok.
Namun, Hawking tak setuju pada teori baru yang disodorkan Turok. Padan 1980-an, Hawking dan Professor Jim Hartle dari Universitas of California mengajukan sebuah model alam semesta yang tanpa batas ruang dan waktu.
Konsep itu dijelaskan dalam buku A Brief History Of Time yang terjual hingga 25 juta kopi di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Hawking telah meneliti hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama hingga menerbitkan buku Grand Design pada 2010 yang menyebut tidak perlu membangkitkan Tuhan untuk menjelaskan asal mula alam semesta.