Program CSA Bantu Petani di NTT Lebih Produktif
jpnn.com, NAGEKEO - Program Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) yang diinisiasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan diyakini mampu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman.
Termasuk di antaranya meningkatan pendapatan petani pada lahan sawah beririgasi menuju ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Itu pula yang dilakukan para pemangku kepentingan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Belum lama ini, mereka menggelar sosialisasi CSA Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), bertempat di Kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) KM 2.4, Desa Marapokot, Kecamatan Aesesa, Jumat (27/5).
Camat Aesesa Yakobus Laga Kota mengatakan bahwa kegiatan tersebut memberikan peneguhan kepada masyarakat untuk membangun sikap disiplin dalam mengolah lahan pertanian mereka.
"Melalui sosialisasi kemarin juga diharapkan mengefektifkan waktu kerja secara baik dan fokus pada pekerjaan pertanian yang mereka geluti sehingga produktivitas meningkat dan hasilnya baik," ujar Yakobus melalui keterangan tertulisnya, Rabu (8/6).
Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Hironimus Paga mengungkapkan bahwa SIMURP atau program rehabilitasi saluran irigasi pertanian merupakan program pemerintah pusat yang diturunkan untuk mempercepat perbaikannya irigasi di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Kabupaten Nagekeo.
Pada 2022, pemerintah memprioritaskan pada sepuluh provinsi di Indonesia, termasuk provinsi NTT.
"Kabupaten Nagekeo menjadi satu-satunya kabupaten di NTT yang mendapatkan anggaran SIMURP. Ini harus dimanfaatkan dengan maksimal karena SIMURP adalah program utama Kementan yang harus didukung semua pemerintah pusat dan daerah," katanya.