Program LTT dan Mekanisasi Terbukti Tingkatkan Produktivitas Padi di Ngawi
Dari target luas tambah tanam (LTT) tersebut sampai akhir tahun 2017 lalu sudah tercapai. Bahkan, pada tahun 2018, dari target LTT sebanyak 133.438 hektare, sampai akhir tahun 2018 sudah tercapai sebanyak 134.507 hektare.
Untuk mengembangkan mekanisasi pertanian di Ngawi, Dinas Pertanian Kab. Ngawi bekerjasama dengan kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) untuk membentuk unit pelayanan jasa alsintan (UPJA). Bantuan alsintan dari pemerintah ini akan dikelola langsung UPJA.
“Melalui UPJA tersebut, anggota poktan maupun gapoktan bisa menyewa alsintan untuk olah lahan hingga panen,” jelas Marsudi.
Marsudi juga mengatakan, sudah banyak alsintan yang diberikan ke petani. Bahkan, jumlah traktor roda (TR 2) yang swadaya di Ngawi ini jumlahnya sekitar 5 kali lipat dari jumlah bantuan TR 2 yang diberikan ke petani.
Bantuan alsintan tersebut, lanjut Marsudi, berdampak signifikan terhadap olah lahan petani. Artinya, olah lahan petani jadi lebih cepat, tanam lebih cepat dan panen juga lebih cepat.
“Penggunaan alsintan juga lebih efektif dan efisien. Saat panen dengan combine harvester tingkat kehilangan hasilnya sangat rendah. Sehingga, penggunaan alsintan ini juga berdampak terhadap peningkatan produksi padi,” kata Marsudi.
Menurut Marsudi, alsintan yang dikelola sejumlah gapoktan melalui UPJA di Ngawi tak hanya berperan dalam mewujudkan modernisasi pertanian, tapi juga sebagai sumber usaha baru bagi petani
“Tak sedikit petani yang bergabung mendirikan UPJA dan menjalankan usaha sewa alsintan mendapat untung dari usaha tersebut,” jelas Marsudi. (adv/jpnn)