Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Program Makmur Pupuk Kaltim Berhasil Tingkatkan Produktivitas Kentang di Malang

Jumat, 28 Januari 2022 – 21:59 WIB
Program Makmur Pupuk Kaltim Berhasil Tingkatkan Produktivitas Kentang di Malang - JPNN.COM
Para direksi Pupuk Kaltim. Foto dok Pupuk Kaltim

jpnn.com, MALANG - Program Makmur PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) kembali menunjukkan peningkatan produktivitas hasil pertanian masyarakat, khususnya komoditas kentang di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Produktivitas kentang pada program Makmur PKT kali ini mencapai 125 persen, dengan hasil bersih rata-rata 19 ton per hektare, dari sebelumnya maksimal 15 ton per hektare.

Keberhasilan tersebut ditandai dengan panen perdana oleh Manajemen PKT bersama Pupuk Indonesia dan Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, pada Selasa (25/1).

SEVP Business Support PKT Meizar Effendi menjelaskan Program Makmur kali ini dilaksanakan di atas lahan seluas 124,5 hektare, dengan jumlah petani yang terlibat sebanyak 110 orang dari Kelompok Tani Kecamatan Ngantang.

Program ini menggunakan pupuk nonsubsidi PKT, yakni NPK Pelangi, pupuk hayati Ecofert dan dekomposer Biodex.

Hasil produktivitas kentang pada program Makmur kali ini diserahkan kepada PT Indofood sebagai offtaker untuk diolah menjadi produk makanan ringan.

Program Makmur merupakan kesinambungan upaya PKT bersama Pupuk Indonesia, untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendorong kesejahteraan petani melalui sinergi BUMN dengan memfasilitasi beragam kemudahan.

Mulai dari penyediaan agri input seperti bibit dan pupuk, akses permodalan bagi petani, pendampingan berkala, asuransi pertanian untuk antisipasi gagal panen, hingga jaminan pembelian hasil panen oleh offtaker secara kontinyu diatas rata-rata harga pasar.

Produktivitas kentang pada program Makmur PKT kali ini mencapai 125 persen, dengan hasil bersih rata-rata 19 ton per hektare, dari sebelumnya maksimal 15 ton per hektare.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News