Program Studi Agama Semakin Sepi Peminat
Sayangnya, ditegaskan Lukman peningkatan minat masuk PTKIN tersebut tidak ikuti dengan minat masuk prodi agama.
Prodi filsafat agama, ilmu hadith dan perbandingan agama menjadi yang terendah peminatnya.
”Ini menjadi keprihatinan kita bersama, karena PTKIN dulu dibangun dengan ilmu-ilmu pokok ini. Kini justru menjadi ilmu yang termarginalkan,” jelas Lukman.
Lebih jauh Lukman menuturkan, Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) UMPTKIN tidak hanya menyuburkan peminat ilmu-ilmu umum atau yang sedang laku di pasaran, tapi juga memikirkan dan menghidupkan kajian-kajian strategis dalam bidang Islamic Studies.
”Kami cukup bangga, PTKIN semakin dikenal masyarakat luas, sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang tidak lagi kelas dua, tapi sebagai pilihan utama dan membanggakan. Tapi, identitas PTKIN dengan core competency dalam bidang keagamaan tidak boleh pudar,” katanya.
Lukman memandang perlu adanya riset yang lebih mendalam terkait masa depan PTKIN.
Pasalnya, transformasi kelembagaan menuju UIN satu sisi meningkatkan animo masyarakat masuk PTKIN, namun pada saat yang sama inputnya tidak lagi didominasi alumni madrasah.
Bahkan, menurutnya berdasakan riset sementara (preliminary research), sebagaian mereka tidak dapat membaca Al-Quran dengan baik.