Program Subsidi Kuota, Provider Gencar Rayu Kepala Sekolah
jpnn.com, JAKARTA - Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang membagikan kuota internet gratis bagi siswa, guru, dosen, dan mahasiswa selama empat bulan ke depan menjadi lahan bisnis baru bagi para provider.
Sejak Mendikbud Nadiem Makarim mengumumkan akan bagi-bagi kuota gratis dalam rapet kerja Komisi X DPR RI pada 29 Agustus 2020, provider langsung gencar beraksi merayu sekolah-sekolah.
Seperti yang diungkapkan sejumlah pengurus forum guru di DKI Jakarta maupun Purworejo. Para provider ini datang ke sekolah memberikan bantuan kartu perdana gratis lengkap dengan kuota internet. Bantuan ini hanya sesaat dan bukan selama 4 bulan.
"Jadi ini bukan bantuan resmi pemerintah. Kalau dari Kemendikbud kan masih pendataan ditenggat sampai 11 September 2020. Jadi belum ada bantuannya karena masih kumpul data untuk dimasukkan ke data pokok pendidikan (Dapodik)," ungkap salah satu guru di DKI Jakarta yang enggan dipublikasikan namanya kepada JPNN.com, Jumat (4/9).
Dia menyebutkan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari sesama guru di DKI, rerata sekolah mulai didekati provider. Banyak yang menerima bantuan tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang menolak.
Yang menolak ini karena kepala sekolah takut diprotes orang tua murid. Sebab, masing-masing siswa sudah punya nomor handphone sendiri
"Memang sih dikasi kartu perdana dan ada kuota gratis cuma kan itu bantuan sementara. Mungkin itu agar diserahkan ke Dapodik nomornya dan selanjutnya kuotanya diisi Kemendikbud," ucapnya.
Tidak hanya satu provider, beberapa juga memberikan bantuan yang sama. Alhasil satu siswa bisa mendapatkan beberapa kartu perdana.