Prostitusi Kelas Atas di Kaltim, Gampang-gampang Susah
jpnn.com - PELAKUNYA datang dari berbagai kalangan. Mulai figur publik, masyarakat awam, berpendidikan rendah, hingga lulusan sarjana. Mereka yang disebut sebagai pekerja seks komersial (PSK) tak melulu dari kalangan berpenghasilan pas-pasan.
“Ada juga ada yang level atas. Ada kelas-kelasnya, ini yang kami cermati. Ada yang kelas bawah pendidikan dan ekonominya, tapi juga ada yang menengah ke atas. Ini cara kerja mereka (PSK). Gaya hidupnya juga berbeda,” sebut Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kaltim, Eka Komariah Kuncoro, kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group).
Dari hasil penelusuran tim P2TP2A Kaltim, perempuan ramah itu mengungkapkan, ada korelasi antara level pendidikan dan tuntutan hidup. Semakin tinggi pendidikan, pergaulannya juga berbeda. Dengan klasifikasi seperti ini, cara oknum PSK dalam menjalankan bisnisnya juga lebih rapi. Tetapi, modus seperti ini perlahan diungkap kepolisian.
Terbaru, aparat berhasil membongkar prostitusi online yang melibatkan artis Nikita Mirzani dan Puty Revita, yang disebut pernah mewakili Kaltim dalam sebuah ajang kecantikan tingkat nasional.
Kemudian, 22 Desember2015, Polda Kaltim juga membongkar sindikat prostitusi di sebuah rumah toko (ruko) di Jalan AM Sangaji, Samarinda. “Cara mereka (PSK) menjalankan bisnisnya mulai lebih elegan. Katakanlah, cara mereka menjajakan diri tidak begitu kentara. Informasi ini kami dapat setelah bergaul dengan mereka,” sebutnya.
Karena itu, membongkar sindikat prostitusi kelas atas disebut Komariah gampang-gampang sulit. Sebab, para PSK ini pandai menyembunyikan identitas sebenarnya di masyarakat.
"Di kalangan atas, ini (PSK) ada. Jadi tidak dimonopoli oleh orang-orang karena kemiskinan tadi. Kalangan menengah atas ada karena faktor keserakahan. Faktor need (kebutuhan) yang semakin meningkat. Selalu merasa kurang dan ingin semuanya terpenuhi dengan cara apapun,” jelasnya. Terbongkarnya kasus prostitusi online yang melibatkan artis serta rumah bordil di Samarinda, disebut Komariah patut dirisaukan.
Pasalnya, kasus trafficking kini bukan hanya ditemukan di daerah berpenduduk jutaan orang, seperti di Jakarta. Tapi juga mulai masuk ke Kaltim. Dua kota, Samarinda dan Balikpapan kini mulai terkontaminasi.