Protes Omicron
Oleh: Dahlan IskanAwalnya kupikir hanya flu biasa. Terus ingat-ingat saya kan enggak habis minum es, kok flu-nya separah ini? Cairan di hidung (ingus) meluncur bebas seperti air saja. Gak ada kentalnya seperti cairan flu pada umumnya.
Entah habis berapa pak tisu. Dengan tisu itu saya bisa menahan ingus cair itu agar tidak meluncur bebas. Napas jadi berat. Waktu salat Asar, pas ruku ingus menetes ke sajadah. Walau gak najis tapi sajadah itu kuganti juga.
Itu berlangsung lama: dari selepas zuhur hingga selepas asar.
Panik? Gak sih... Hanya risau mengatur gerak tangan. Posisi pun seperti sayap mengepak, agar paru tetap teraliri oksigen. Napas terasa berat. Kupancing dengan bersendawa/tengkurap seperti orang habis makan. Berulang-ulang.
Untungnya, sudah biasa. Saya, kalau bersin memang gak cukup sekali. Sangat membantu. Jadi agak plong.
Setelah itu berasa sekali sirkulasi oksigen lancar. Aliran darah seperti berebut menyerbu paru.
Saya langsung sering ke kamar mandi. Menguras cairan.
Saya perbanyak minum air putih. Enggak kepikiran air hangat. Mungkin akan lebih cepat menguras cairan yang meluncur bebas....
Ripuh beta mengatasi agar tidak panik. Tapi kepikiran juga bagaimana kalau sampai lemas hingga meninggal.