Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Proyek Era Novanto Mangkrak, Wartawan dan Pamdal Ribut

Senin, 07 Maret 2016 – 23:08 WIB
Proyek Era Novanto Mangkrak, Wartawan dan Pamdal Ribut - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Mangkraknya proyek renovasi press room DPR era Ketua DPR Setya Novanto berujung pada keributan. Sejumlah pewarta dan Kepala Pengamanan Dalam (Pamdal) AKBP Herry Ardyanto bersitegang, Senin (7/3) siang.

Kejadian ini berawal ketika sejumlah wartawan tengah bekerja mengetik berita dan mengirim gambar hasil liputan parlemen di area lobi gedung Nusantara III. Mereka pun terpaksa sambil lesehan di lantai, karena press room yang direvonasi sejak tahun 2015 tak kunjung siap.

Namun aktivitas ini tampaknya kurang menyenangkan untuk pihak Pamdal DPR terutama komandannya yang baru, AKBP Herry Ardyanto. Dia menghampiri awak media yang sedang bertugas sambil terkesan marah-marah.

Dia mencoba mengusir sejumlah fotografer yang tengah mengedit foto kunjungan presiden parlemen Aljazair ke gedung DPR. "Wartawan ini kayak gembel aja, duduk-duduk di lantai, nggak pantas," ujarnya. 

Sontak beberapa pewarta foto kaget dengan wajah asingnya. Wartawan pun mencoba menjelaskan situasi yang tengah terjadi, bahwa mereka terpaksa bekerja sambil lesehan di lantai lobi karena press room tidak kunjung selesai dikerjakan. "Karena kan press room masih tahap renovasi, makanya kami di sini, Pak," sahut salah seorang fotografer.

Seakan tak terima dengan banyaknya penjelasan dari awak media, luapan emosi Herry malah menjadi. Ia mengumpat wartawan dengan kata-kata kasar dari Jawa Timur.

Herry juga mengusulkan agar press room dipindah agak jauh dari Lobi Nusantara III, sehingga aktivitas pimpinan DPR bisa berjalan normal. "Nggak pantas dilihat orang luar kalau banyak yang duduk-duduk di sini," kata warga Ketintang, Surabaya ini. 

Sejak saat itu, suasana sudah tidak kondusif. Namun awak media lebih memilih mengalah dan mendiamkan Herry. Tanpa sepatah kata pun ia berjalan pergi didampingi satu orang ajudan sembari dicuekin oleh wartawan. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News