Proyek KA Semicepat Jakarta-Surabaya Berpotensi Molor
Kementerian PUPR sudah memiliki teknologi yang murah untuk membangun jalur elevated, khususnya fly over. Begitupula dengan rencana elektrifikasi di masa depan. Indonesia sudah memiliki teknologinya.
Karena itu, dia meminta ada FS ulang. Dari FS tersebut, akan ketahuan bagian mana saja yang bisa dikerjakan dnegan teknologi dari Indonesia, sehingga biayanya bisa ditekan.
Selain itu, bisa menambah jumlah lapangan kerja. Tidak harus seluru teknologi dibawa dari Jepang. Saat ini, biaya pembangunan KA semicepat terseut terbilang mahal, antara Rp 60 triliun – Rp 70 triliun.
Budi menegaskan, pemerintah tidak akan memaksakan proyek KA semicepat dimulai tahun ini. Meskipun, FS ulang ditargetkan selesai Maret mendatang. Bila tidak memungkinkan, bisa diundur 2019.
’’Sebenarnya kita prefer tahun ini. Tapi kalau misalnya tahun ini, saya takutnya kita nggak teliti dalam mendapatkan teknologi dan harga,’’ tambahnya.
Yang jelas, proyek KA Semicepat sudah pasti bakal dikerjasamakan dengan jepang. Tidak ada lagi peluang perubahan.
Begitu perhitungan biaya pembangunan selesai seluruhnya, tender akan langsung dilakukan antara Indonesia dan Jepang. Tidak melibatkan negara lain. (byu/agm)