PTM Terbatas Solusi Menjaga Giat Belajar Siswa di SMAN 1 Ketungau Tengah
Oleh: Yogen SogenHal di atas diungkapkan oleh Pak Pedro di sela pembicaraan dan serangkai pertanyaan dari saya. Kondisi real proses belajar SMAN 1 Ketungau Tengah saat musim pandemi begitu memprihatinkan bagi guru bahasa Jerman tersebut.
Persoalan yang paling dirasakannya adalah masalah jaringan internet, imbasnya ia bersama para guru kesulitan memberikan materi belajar kepada anak didik. Apalagi jarak tempuh siswa dari rumah dengan sekolah di daerah Ketungau Tengah ada murid berjarak sangat jauh, dari rumah ke sekolah.
Kadang para orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah mengeluh, jarak dari rumah ke sekolah memakan waktu cukup lama, apalagi sekadar kumpulkan tugas. Mereka (orang tua dan murid) kerap bertanya ke Pak Pedro, kapan proses belajar mengajar berlangsung seperti sedia kala.
Pertanyaan itu membuat Pak Pedro bersama para guru merasa sedih lantaran kasihan kepada para orang tua yang berjuang puluhan kilometer demi mengantar tugas anak mereka. Namun, ada optimisme yang dirasakan saat orang tua masih setia mengantar anak ke sekolah untuk kumpulkan tugas.
Guru dan Siswa Sambut PTM Terbatas
Pak Pedro menceritakan, program belajar tatap muka terbatas dimulai sejak awal bulan September. Para murid di SMAN 1 Ketungau Tengah tetap masuk mengikuti proses belajar tatap muka, mereka tetap menjaga prokes tetapi waktu dibatasi.
Biasanya para siswa pulang sekolah jam 13.15 WIB. Namun di musim pandemi Covid-19, anak-anak pulang jam 12.10 WIB.
Kemudian, biasanya para guru memberikan tiap pelajaran 1 jam, sekarang dibatasi hanya 35 menit. Itu cukup efektif bagi para guru. Dengan keterbatasan jam, para guru harus memberikan yang terbaik untuk anak-anak, karena sudah setahun lebih jarang ketemu. Kerinduan mereka untuk mengajar langsung di depan siswa cukup terbayarkan dengan PTM Terbatas.