PTM Terbatas Solusi Menjaga Giat Belajar Siswa di SMAN 1 Ketungau Tengah
Oleh: Yogen SogenKendatipun proses belajar kembali berlangsung di lingkungan sekolah, Pak Pedro kadang merasa kesulitan, hal ini karena para murid kurang peduli terhadap prokes.
Guru Agama Katolik itu mengaku kadang kesulitan memberikan pemahaman kepada para murid karena anak-anak tidak peduli (kurang) peduli prokes. Namun, sekolah menyediakan fasilitas prokes termasuk membagikan masker.
Terkait PTM Terbatas yang lahir atas respons SKB 4 Menteri, Pak Pedro menjelaskan, proses kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Ketungau Tengah, pembelajaran sebelumnya libur total dari awal pandemi hingga Agustus 2021.
Saya cukup tertegun, saat Pak Pedro mengungkap berbagai kesulitan belajar daring bagi para guru di SMAN 1 Ketungau Tengah seperti terkendala sinyal, karena daerah Ketungau Tengah belum maksimal jaringan internet bahkan di beberapa daerah tidak ada sinyal.
Bagi Pak Pedro, hal ini merupakan masalah serius yang harus dibenahi oleh negara, ini baru persoalan di satu sekolah, belum daerah lain di republik ini yang hingga sekarang belum dialiri listrik.
Dari kejauhan, suara Pak Pedro tampak samar akibat gangguan jaringan di tempatnya, menurutnya, dalam kurun waktu 1 tahun lebih, anak-anak didiknya diberikan tugas, setelah para murid menyelesaikan tugasnya, mereka kemudian membawanya ke sekolah untuk dikumpulkan. Hal ini agar aktivitas belajar anak tetap berjalan. Tetapi hal ini dirasanya kurang efektif meningkatkan proses belajar anak.
Dengan metode belajar di tengah pandemi, seperti memberi tugas dan dikumpulkan, para guru cukup terbantukan. Di sisi lain, psikologis siswa tidak terlalu stres saat mereka bertemu dengan teman-teman, dan para guru mata pelajaran di sekolah.
Sementara hal positif dirasakan Pak Pedro terkait PTM Terbatas adalah anak belajar lebih efektif. Mereka lebih mudah dan cepat memahami terkait materi yang disampaikan, karena di kelas peserta didik terbatas, maka kesungguhan belajar lebih maksimal.