Puasa Ramadan Bikin Insomnia Makin Parah?
jpnn.com - Waktu sahur saat puasa Ramadan memang mengubah pola tidur. Sebab, Anda mesti bangun pagi-pagi sekali agar memiliki waktu makan sebelum imsak tiba. Bagi yang tidak memiliki insomnia, mungkin hal tersebut tidak menjadi persoalan. Namun, bagi yang punya insomnia, sahur bisa jadi memperparah kondisi tersebut. Kenapa ya, kira-kira?
Tidak tidur karena takut kebablasan
Mereka yang biasanya baru bisa tidur lewat tengah malam atau bahkan pagi, mesti rela tidak tidur sama sekali karena takut kebablasan imsak dan tak bisa sahur. Kalaupun penderita insomnia sempat tidur sebentar, kualitas tidur mereka tidak akan berkualitas. Di waktu tidur yang sempit, penderita insomnia tetap bisa terbangun berkali-kali sehingga sulit untuk ke fase pulas.
Karena bolak-balik tidur bangun tidur bangun seperti itu, waktu pun terbuang pencuma dan sudah keburu menunjukkan waktu sahur. Setelah sahur, mereka yang insomnia pun sepertinya sulit untuk beristirahat.
Pertama, tidur selepas sahur sebenarnya memang tidak dianjurkan karena dapat membuat asam lambung dan isi perut naik ke kerongkongan alias mengalami gastroesophageal reflux disease (GERD). Kedua, karena mereka sulit untuk tidur kembali!
Bagi orang yang tidak punya masalah insomnia, mungkin rasa lelah ditimbulkan akibat kekurangan waktu tidur membuatnya cepat terlelap di malam hari. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi penderita insomnia.
Meskipun tubuh merasa lelah, penderita insomnia tetap sulit tidur. Keesokan harinya, kondisi mereka cenderung turun dan kurang produktif di siang hari.
Susah-susah gampang memang mengatur pola tidur untuk penderita insomnia. Apalagi di bulan puasa seperti ini. Tapi jangan dibuat stres. Sebab, semakin berat stres Anda, semakin sulit Anda untuk tidur. Jika cara di atas tak juga mampu mengatasi insomnia Anda, lebih baik minta pertolongan dokter dan terapis.