Puaskan Fantasi Weinstein, Hayek: Dia Menguasai Tubuh Saya
Semuanya bermula dari film Frida yang tayang pada 2002. Hayek yang sedang sangat bersemangat menjadi produser menjajal peruntungan di Miramax.
Karena reputasi Miramax, dia yakin film berbahasa Inggris pertama yang diproduserinya itu akan sukses. Apalagi, Frida bukan fim biasa. Itu biopik Frida Kahlo, pelukis tenar Meksiko yang juga idola Hayek. Maka, saat itu Hayek mengabaikan cerita-cerita ’’seram’’ tentang Weinstein.
Dan, benar saja. Negosiasi dengan Weinstein selalu melibatkan seks. Pria 65 tahun itu bersedia mendanai dan mendistribusikan Frida asalkan Hayek mau memasukkan adegan yang dia usulkan.
Yakni, adegan seksual Frida dan kekasih perempuannya secara frontal. Hayek sebagai pemeran Frida harus satu frame dengan perempuan yang berperan sebagai kekasih Frida tanpa selembar benang pun.
Weinstein yang punya kuasa, uang, dan segala yang Hayek butuhkan saat itu langsung merasa di atas angin. Karena tidak mau menyia-nyiakan kerja kerasnya dan orang-orang yang mendukungnya dalam Frida, Hayek pun lantas sepakat.
Dia menyerah kepada Weinstein. Dia mengabulkan permintaan Weinstein setelah diancam akan dibunuh. Karena itu, fantasi seksual sang monster pun terabadikan dalam Frida.
’’Tubuh saya menggigil tanpa terkendali. Bukan karena saya harus telanjang di depan perempuan lain. Tetapi, saya sadar, saya harus telanjang bersama perempuan lain demi Harvey Weinstein,’’ ungkap Hayek.
Sejak saat itu dia tidak berhenti menyalahkan diri sendiri. Sebab, sejak awal dia tahu bahwa datang di Miramax dan bernegosiasi dengan Weinsten adalah kesalahan.