Publik Nilai PM Gagal, Perlu Atasi Masalah Sosial
Minggu, 14 Agustus 2011 – 15:19 WIB
Pemimpin Partai Konservatif itu terpaksa mengambil keputusan yang tidak populer pula menghadapi kerusuhan yang terus meluas dan tidak kunjung terbendung. Misalnya, dia mengizinkan polisi menggunakan meriam air (water cannon) dalam menghadapi para perusuh dan penjarah. Keputusan itu belum pernah diberlakukan dalam sejarah di negara Ratu Elizabeth II tersebut dalam menghadapi para demonstran. Polisi juga mulai melakukan penggerebekan ke rumah-rumah warga untuk menangkapi para penjarah dan perusuh.
Bahkan, pemerintahan Cameron akhirnya menerjunkan "supercop" untuk meredam kerusuhan yang meluas ke kota-kota seperti Manchester, Liverpool, Birmingham, West Bromwich, Nottingham, dan Leicester tersebut. Polisi super ala Inggris itu dilengkapi rompi anti penusukan, beberapa pelindung tubuh, helm, dan radio. Bahkan, mereka tidak hanya dipersenjatai perisai dan pentungan, tetapi memiliki pula senjata sengatan atau kejutan listrik.
Situasi di Inggris memang berhasil dikendalikan. Kota-kota yang sebelumnya dilanda kerusuhan mulai tenang dan pulih kembali kemarin (13/8). Polisi juga terus berpatroli di jalan-jalan pada Jumat malam lalu (12/8) hingga kemarin.
Tentu, bukan berarti persoalan telah selesai sama sekali. Sejumlah kalangan menilai pemerintahan Cameron tidak cukup hanya mengerahkan supercop dan menangkap para perusuh untuk mengatasi gejolak di negerinya. "Polisi juga perlu bertindak dan bersikap lebih baik dalam mengatasi ketegangan rasial," saran Bill Bratton, mantan komisaris polisi New York, dalam wawancara dengan televisi CBC kemarin.