Puisi Alisa Husna Tidak Berbau Politik, Raih Emas
Alisa sejak kelas I memang sudah senang menulis puisi. Bakat seninya mengalir dari ibunya, Nuning Tri Utami. Tidak hanya jadi ibu, Nuning juga yang jadi guru Alisa. Kebetulan Nuning adalah guru Bahasa Indonesia di SD Muhammadiyah Nitikan.
"Saya lihat bakat seni Alisa menonjol sejak kecil. Waktu kelas I sudah bisa bikin puisi dan bagus isinya. Dari situ saya kasih stimulan agar bakatnya terus terasah," cerita Nuning.
Dia mengaku sudah lama mendengar ajang ISPO dan OSEBI. Namun, baru tahun ini Alisa bisa ikut karena untuk menulis puisi harus kelas IV SD. Nuning tidak menyangka putrinya bisa mendapatkan medali emas dalam olimpiade bergengsi tersebut.
BACA JUGA: Anggap Puisi Neno Dahsyat, Habib Novel Sebut Pemrotesnya Sesat
"Terharu juga enggak nyangka Alisa bisa juara 1, padahal baru kali ini ikut," ucap Nuning.
Saat ini Nuning hanya bisa memberikan support pada Alisa. Alisa yang kelahiran Sleman, 27 Maret 2008 punya cita-cita menjadi guru seni. Baginya guru seni adalah profesi paling mulia karena bisa menanamkan rasa cinta tanah air lewat budaya.
"Aku maunya jadi guru seni. Enggak mau jadi yang lain," ujar Alisa yang langsung diaminkan presiden OSEBI.
Siswa berprestasi lainnya adalah Zahra Maulida Setya Andini. Siswi kelas IX SMP Semesta Semarang ini selalu menjadi langganan medali. Bahkan pada Genius Olympiad di Amerika Serikat pada 2018, Zahra berhasil menggondol Grand Gold untuk kategori penyanyi solo.