Pulau Pribadi pun 'Dijual' untuk Wisata
Rabu, 26 Agustus 2009 – 07:42 WIB
Salah satu contohnya, sultan memboyong banyak karya seni bernilai tinggi dan mahal untuk dikumpulkan dan dipajang di gedung khusus yang disebut Louvre Abu Dhabi. Gedung yang sedang diwujudkan itu nanti tidak menggunakan lampu atau bantuan penyinaran buatan. Semuanya natural dari alam.
Gedung itu juga dibuat di atas air laut. Dengan demikian, bangunan terendam air sebagian (seperti kota yang kebanjiran). Jika matahari muncul, bangunan itu seperti diterangi lampu angkasa, terus bergerak hingga siang matahari penuh. Saat mulai sore, bangunan tampak kinclong, bukan karena lampu, tapi karena atap gedung yang artistik memunculkan sinar. Gedung tersebut buah karya seniman Jerman.
?Dengan cara demikian, pencinta seni tak akan bosan lagi melihat karya seni dunia. Tidak lagi melihat lorong dengan pajangan karya seni di dinding yang selama ini dilakukan tetapi dengan seni juga," ujar wanita yang menjadi guide yang tak mau diekspose namanya.
Karya yang dipajang dari abad 14-17 sesudah Masehi diusung dari berbagai penjuru dunia, seperti mushaf Alquran yang dibuat saat Dinasti Mamluk, dan Guci Amphora dari Yunani 520 sebelum masehi. Patung Bodhisatwa dari Pakistan, Kepala Budha dari Tiongkok (550-557 sesudah Masehi), dan Yesus memperlihatkan keajaibannya dengan telapak tangan setelah dipakai (Austria 1515). Juga simbol Yahudi dari San Marin (abad ke-5). Tak ketinggalan berbagai lukisan tak ternilai harganya.