Punya Museum Batik Terlengkap di Eropa
Rabu, 27 Februari 2013 – 08:08 WIB
Namun, di tengah impiannya memiliki galeri batik, Smend mengalami beberapa cobaan. Salah satunya, sang kekasih, Paula, meninggal karena sakit. Dia sempat kehilangan arah, tapi mampu bangkit kembali.
"Saya berusaha membuat diri saya sibuk. Sebab, saya masih menyimpan impian saya untuk bisa menunjukkan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia lewat batik," tegasnya.
Tidak disangka, galeri batik miliknya berkembang pesat. Banyak peminat batik dari beberapa kota di Jerman yang berdatangan untuk memesan batik. Smend juga rutin mengundang para seniman muda dari Jogja untuk menggelar pameran serta workshop batik di galerinya. "Pada 1974, saya mengundang guru saya, Gianto, ke Jerman," ujarnya.