Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pusing Saat Bangun Tidur, Pertanda Demensia?

Jumat, 03 Agustus 2018 – 14:03 WIB
Pusing Saat Bangun Tidur, Pertanda Demensia? - JPNN.COM
Sakit kepala. Foto: NDTV.com

jpnn.com - Apakah Anda kerap merasa pusing saat bangun tidur? Kondisi itu dapat terjadi akibat berbagai hal, misalnya terlalu lelah, posisi kepala yang tidak tepat, dan lain sebagainya. Belakangan, beberapa ahli yakin bahwa pusing saat bangun tidur memiliki kaitan yang erat dengan penyakit demensia.

Dilansir dari BBC, usia paruh baya yang kerap merasa pusing saat bangun tidur maupun berdiri, mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena demensia atau stroke di masa depan.

American Academy of Neurology melakukan penelitian terhadap orang yang berusia 54 tahun. Penelitian berlangsung selama 25 tahun, salah seorang peneliti, Andre Rawlings, mengatakan bahwa pusing saat bangun tidur berhubungan dengan masalah pada pembuluh darah dan jantung, yang turut memengaruhi kondisi otak.

"Mengukur hipotensi ortostatik pada usia paruh baya mungkin merupakan cara untuk mengidentifikasi orang-orang yang diduga menderita demensia atau stroke," ungkapnya.

Hasil penelitian yang dilakukan American Academy of Neurology tentang pusing saat bangun tidur, ditemukan fakta bahwa:

1.Dari jumlah total 11.709 peserta, sebanyak 1.068 (9,1%) memiliki risiko demensia dan 842 (7,1%) mengalami stroke iskemik (aliran darah ke otak mengalami gangguan).

2. Dari 10.527 peserta yang memiliki riwayat kesehatan baik, 9% memiliki risiko demensia dan 6,8% stroke.
3. Dari 552 peserta yang memiliki tekanan darah rendah, 12,5% mengalami demensia dan 15,2% mengalami stroke.

Untuk diketahui, tak satu pun dari peserta studi yang memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke sebelumnya. Sehingga, butuh lebih banyak penelitian untuk mengklarifikasi kemungkinan penyebab pusing saat bangun tidur dan bagaimana cara mengatasinya jika kondisi tersebut berkembang menjadi hal yang tak diinginkan.

Para ilmuwan ingin melihat lebih banyak penelitian yang dapat menjelaskan hubungan erat antara darah rendah, stroke, dan demensia.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close