Putin Panen Pujian, Trump Habis Dikata-katai
jpnn.com, WASHINGTON - Vladimir Putin satu, Donald Trump nol. Demikianlah skor dua pemimpin dunia itu di mata media sekarang. Semuanya berkat pertemuan empat mata yang berlangsung di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). Ketika Putin pulang dengan diiringi pujian, Trump kembali ke Amerika Serikat (AS) sambil panen cacian.
Dalam jumpa pers setelah pertemuan tertutup dengan Putin, Trump melontarkan pernyataan kontroversial terkait kisruh pemilihan presiden (pilpres) AS 2016.
Padahal, sejak awal pertemuan, isu itulah yang mendapat sorotan terbesar. ”Mereka pikir itu Rusia. Tapi, Presiden Putin mengatakan bukan Rusia. Jadi, saya tidak melihat alasan mengapa mereka (intelijen AS, Red) menuduhnya,” ujar Trump seperti dilansir BBC.
Pernyataan Trump itu bertentangan dengan laporan intelijen AS yang menyebut Rusia terlibat dalam kisruh pilpres. Kemarin (17/7) politikus-politikus Negeri Paman Sam berang. Bukan hanya politikus Partai Demokrat, tapi juga Partai Republik.
Senator John McCain mengecam Trump. Dia menyebut pemimpin 72 tahun itu sangat mempermalukan negaranya. ”Sebelumnya, tidak pernah ada presiden (AS) yang merendahkan dirinya sehina ini di hadapan seorang tiran,” ujar McCain.
Hal senada diungkapkan Lindsey Graham, senator senior Republik. Anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat itu mengkritik Trump lewat cuitannya di Twitter.
Seharusnya, menurut dia, Trump bisa memanfaatkan pertemuan empat mata tersebut untuk menagih tanggung jawab Rusia dalam pilpres AS.
”Apa yang Trump lakukan itu telah membuat musuh semakin kuat sekaligus membuat pertahanan AS dan sekutu-sekutunya lemah,” ujar Ketua Minoritas Senat Chuck Schumer.