Qodari Dorong CSR Perusahaan Sediakan Beasiswa di Akademi Sepak Bola Internasional
Qodari menilai talenta-talenta muda berbakat juga banyak lahir dari daerah-daerah yang notabenenya berasal dari kalangan menengah ke bawah sehingga harus dijaring dan dibantu pengembangan bakatnya di tempat yang tepat.
“Banyak juga pemain muda Indonesia yang berasal dari kalangan menengah ke bawah, oleh sebab itu beasiswa CSR dari perusahaan menjadi salah satu pendorong pengembangan bakat-bakat muda,” ucapnya.
Lebih lanjut, Qodari berharap dengan ditempa dan dilatih di akademi sepak bola internasional maka pembinaan bibit-bibit muda itu memiliki standar kualitas yang tidak hanya level nasional namun juga tingkat internasional. Dengan demikian ada kesempatan direkrut oleh klub top Eropa.
“Ini kesempatan emas bagi pemain muda kita untuk disekolahkan salah satunya di situ. Dilatih dan dibina oleh pelatih berasal dari Jerman langsung,” ucapnya.
Lebih lanjut Qodari menerangkan berkaca dari peserta Piala Dunia 2022 kemarin di Qatar, setidaknya salah satu variabel yang bisa membuat suatu sepak bola suatu negara itu bisa bersaing pada tingkat global, yaitu pemain Indonesia harus merumput di liga top Eropa dan Asia.
“Pemain Indonesia harus bisa berkarir dan bermain di liga utama Eropa, argumentasi untuk menunjang variabel ini itu bisa dilihat dari Tim Nasional Jepang, misalnya yang mengalahkan Jerman, 26 pemain Timnas Jepang yang didaftarkan Piala Dunia 2022 itu ada 8 pemain yang berkarir di liga utamanya Jerman,” paparnya.
“Profesionalitas dan kualitas permainan liga terbaik dapat meningkatkan kemampuan pemain, mental dan juga pengalaman, seperti yang dilakukan Jepang, Korsel, Iran dan Australia,” imbuh Qodari.
Co-Founder Borussia Academy Indonesia Saras Desch mengatakan akademi ini akan menerapkan filosofi sepak bola Jerman.