Raffi Dianiaya dan Disekap di Lemari
Raffi ketika dievakuasi oleh pihak kepolisian sudah sangat lemas. Aparat polisi langsung melarikan korban ke UGD RSU Ba"a guna mendapat penanganan medis.
Kondisi tubuh Raffi sangat memprihatinkan, karena di seluruh tubuh korban terdapat bekas luka. Selain itu, jari-jari korban hampir semuanya patah, karena menurut penuturan korban bahwa jari-jarinya itu sering dipukul menggunakan hamar (mertil).
Sementara, bibir korban juga sudah tidak lagi berbentuk layaknya bibir orang normal. Di bagian hidung dan kepala korban masih terdapat luka-luka yang masih basah. Diduga beberapa hari kemarin baru dia usai disiksa.
Sesuai penuturan Raffi kepada wartawan bahwa setiap hari, baik pagi, siang dan malam dia selalu dipukul oleh ayah dan ibu angkatnya.
Bahkan, makan pun Raffi hampir tidak diberikan makan layaknya manusia. Karena itu saat di RSUD dibelikan roti dan nasi, tampak Raffi melahapnya seperti selama hidupnya tak pernah mengecap makanan seperti itu di rumahnya.
"Mama dan papa biasa pukul beta, biar beta sonde salah ju, dong pukul. Juga biasa kalau tamu datang di katong punya rumah, mama biasa kasih masuk beta dalam lemari kalau sonde di dalam sokak (tempat penampungan padi, red), sonde tau kenapa ko tamu datang beta di kasih sembunyi," ungkap Raffi.
Sebagaimana diketahui, terungkapnya kasus penganiayaan dan penyekapan terhadap Raffi (7) berawal dari teriakan minta tolong dari dalam rumah. Suara tersebut didengar oleh dua orang tetangga yaitu Yosefina dan ES yang kebetulan sedang duduk di rumah yang bersebelahan dengan rumah korban.
Kemudian mereka menghubungi pihak kepolisian dan melaporkan hal tersebut, sebab tetangga sudah seringkali melihat anak itu disiksa. Suami istri itu pun dimintai keterangan di Mapolsek Lobalain. (kr8/ays)