Rahaf Terancam Dibunuh Keluarganya, PBB Turun Tangan
jpnn.com, BANGKOK - . Tepatnya, organisasi yang mengurusi para pengungsi, UNHCR. Thailand pun berkomitmen untuk membantu pengajuan suaka Rahaf.
Perwakilan UNHCR di Thailand, Giuseppe de Vincentiis, mengatakan bahwa pengajuan suaka membutuhkan proses yang tidak sederhana. Saat ini Rahaf menjalani seleksi tahap awal. Yakni, wawancara.
''Kami butuh waktu untuk mempertimbangkan kelayakannya sebagai pencari suaka,'' ungkapnya sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (8/1). Proses itu akan berlangsung selama beberapa hari.
Setelah Rahaf dinyatakan layak menjadi pencari suaka, UNHCR akan membantu dia mencari negara yang bersedia menampungnya. ''Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah Thailand karena tidak memaksanya pulang,'' ujar Vincentiis.
Hingga kemarin, dukungan untuk Rahaf terus mengalir. Di Inggris ada petisi yang berisi desakan kepada pemerintah untuk menampung Rahaf.
Seperti Inggris, Australia pun memberikan sinyal positif untuk Rahaf. Tapi, The Guardian melaporkan bahwa visa Australia milik Rahaf sudah hangus.
''Saya baru mendengar kabar soal visa itu. Saya tidak tahu apa penyebabnya. Mereka (pemerintah Australia, Red) belum menjelaskan kepada saya,'' ujar Sophie McNeill. Dia adalah jurnalis ABC yang menjadi salah seorang pendamping Rahaf saat mengunci diri di kamar hotelnya Senin (7/1).
Kabar itu membuat senator Australia, Sarah Hanson-Young, mendesak pemerintah segera menerbitkan dokumen perjalanan darurat untuk Rahaf.