Rahaf Terancam Dibunuh Keluarganya, PBB Turun Tangan
Bersamaan dengan itu, Human Rights Watch (HRW) melaporkan bahwa ayah dan saudara laki-laki Rahaf telah tiba di Thailand kemarin. Mereka meminta segera bertemu dengan Rahaf. Tapi, laporan Rahaf tentang perilaku buruk sang ayah membuat pemerintah Thailand enggan mempertemukan mereka.
''Tentu saja hal itu membuat kami khawatir. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan mereka perbuat kepada Rahaf jika sampai bertemu,'' ujar Wakil Direktur HRW untuk Asia Phil Robertson.
Kepala Imigrasi Thailand Surachate Hakpan mengatakan, ayah Rahaf tidak bisa sembarangan menemui putrinya. Meski berstatus keluarga, mereka tetap perlu izin.
Dalam paparan pertamanya kepada media kemarin, Rahaf mengatakan bahwa keluarganya memperlakukan dirinya dengan kasar. Yang terakhir, dia sempat dikurung enam bulan di dalam rumah gara-gara memotong pendek rambutnya.
Pelanggaran terbesar Rahaf yang lantas memicunya kabur dari keluarga adalah pindah agama. Pasalnya, dia diancam akan dibunuh. (bil/c7/hep)