Rahasia Lion Air Group Mau Sikat Bisnis di Tiongkok Terbongkar
jpnn.com - BANGKOK - Lion Air masih menjadi satu-satunya maskapai nasional yang bisa melahirkan 'anak' di luar negeri. Malindo Air (Malaysia) dan Thai Lion Air (Thailand) adalah buktinya. Bahkan dua anaknya itu sudah menjadi Singa Terbang yang menakutkan di negaranya masing-masing.
Thai Lion Air misalnya. Meski baru beroperasi mulai akhir 2013, maskapai yang sudah memiliki sertifikat IOASA (IATA Operational Safety Audit - semacam bukti uji safety penerbangan terbaik) itu, menjadi ancaman nyata maskapai lainnya di Thailand.
"Thai Lion Air adalah maskapai LCC (low cost carrier) pertama di Thailand yang sudah komplit safety auditnya," kata Managing Director Thai Lion Air, Captain Darsito Hendroseputro, saat pemaparan misi dan visi Thai Lion Air di markasnya, Vibhadi Rangsit Road, di kawasan Bandara Don Mueang, Bangkok, Sabtu (30/1).
Mantan penerbang TNI AL (1996-2008) itu mengungkap, di tahun 2015 alias di tahun kedua Thai Lion Air beroperasi, mereka sudah mengangkut 4,6 juta penumpang atau sama dengan 25% market share. "Di tahun 2015, OTP (on time performance) kami 89,7 persen. Ya jujur, saya tidak terima Lion Air Group disebut identik dengan delay. Itu kan tidak bisa (delay) dipulangkan ke maskapai saja," ujar Kapten Darsito.
Nah misi besar jangka pendek Thai Lion Air saat ini adalah membuka sebanyak-banyaknya penerbangan ke Tiongkok. Saat ini beberapa kota seperti Hefei sudah dirambah Thai Lion Air. Ada sekitar 6-7 kota lagi yang akan dilayani Thai Lion Air.
"Kami mau sikat penerbangan China (Tiongkok). Orang China itu banyak duit. Poinnya bukan membawa orang Thailand ke China, tapi sebaliknya. Orang China butuh belanja dan rekreasi, dan Thailand memang tempatnya. Jadi ini akan menguntungkan buat Thailand. Izinnya sudah saya proses, tinggal pelaksanaan. Beberapa kota itu di antaranya Taiyuan dan tentunya termasuk Beijing," tandas Darsito. (adk/jpnn)