Rahasia Maroko di Piala Dunia 2022, Rp 165 Miliar tiap Tahun
Pengeboman Casablanca oleh Prancis pada 1907 adalah pertempuran yang menentukan dalam penaklukan Maroko.
"Kami tentu saja bermimpi ke final (mengalahkan Prancis). Bermimpi itu gratis," kata kapten Maroko Romain Saiss.
"Kami mencurahkan banyak energi ke dalam setiap pertandingan, secara fisik dan mental bersama keluarga yang datang ke sini," imbuhnya.
Keluarga, khususnya orang tua pemain, juga menjadi pusat perhatian.
Di saat banyak sorotan kamera mengarah kepada WaGs Eropa, Maroko punya pendukung setia dengan doa, ibu.
Para ibu dari pemain-pemain Maroko datang langsung ke stadion.
Ibu dan anak berpelukan dan berdansa setelah Maroko mengalahkan lawannya.
Achraf Hakimi, bek Maroko kelahiran Madrid yang kini mencari uang di Paris Saint-Germain, memeluk ibunya di kerumunan setelah mengirim penalti yang menentukan melawan Spanyol. "Saya mencintaimu, Bu," kata Hakimi.