Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Raja Charles & Dosa Kolonialisme

Minggu, 07 Mei 2023 – 14:48 WIB
Raja Charles & Dosa Kolonialisme - JPNN.COM
Big Ben dan bendera Inggris di London. Foto: REUTERS/Stefan Wermuth

Para penggemar sepak bola Inggris bahkan mencemooh prosesi mengheningkan cipta di stadion untuk menghormati kematian Ratu Elizabeth II.

Klub-klub sepak bola besar Inggris, seperti Manchester United dan Liverpool, harus berhati-hati dalam menyambut penobatan Raja Cahrles karena tahu bahwa tidak semua suporter klub itu menyukai keluarga kerajaan.

Raja Charles mewarisi sejarah ibunya, Ratu Elizabeth II, yang banyak disukai di dalam negeri maupun di luar negeri, meskipun pernah menjadi penjajah. Era Charles sekarang menjadi ujian bagi reputasi kerajaan Inggris di dunia internasional.

Setelah Perang Dunia II, peran Inggris sebagai superpower dunia harus diserahkan kepada Amerika Serikat. Inggris merosot menjadi bawahan Amerika dan tidak bisa mempertahanan supremasinya sebagai superpower dunia.

Inggris berusaha mempertahankan dominasi lamanya dengan membentuk negara Persemakmuran yang merupakan gabungan dari negara-negara bekas jajahan Inggris.

Tidak semua negara Persemakmuran merasakan manfaat dari organisasi ini. Mereka menjadikan organisasi itu sekadar tempat bernostalgia dan mengenang romantisme sejarah dari kebesaran masa lalu.

Negara-negara Persemakmuran tidak lebih dari sekumpulan negara yang mempunyai pengalaman sejarah penjajahan yang sama. Banyak di antara negara-negara itu yang ingin sepenuhnya lepas dari Inggris.

India sudah resmi menjadi republik, tetapi secara kultural masih mempunyai hubungan yang erat dengan Inggris.

Skandal seks dan rumah tangga yang berantakan mewarnai kehidupan ningrat Kerajaan Inggris. Tidak semua warga Inggris menyukai keberadaan keluarga kerajaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close