Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Raja Charles & Dosa Kolonialisme

Minggu, 07 Mei 2023 – 14:48 WIB
Raja Charles & Dosa Kolonialisme - JPNN.COM
Big Ben dan bendera Inggris di London. Foto: REUTERS/Stefan Wermuth

Australia dan Selandia Baru menjadi negara kulit putih anggota Persemakmuran yang paling terpencil karena letaknya yang jauh dari Eropa. Kedua negara ini mempunyai perasaan yang campur baur terhadap Inggris.

Studi postkolonialitas menunjukkan gerakan untuk melepaskan diri dari Inggris makin kuat di banyak negara Persemakmuran, karena keanggotaan di organisasi itu dianggap tidak relevan.

Gerakan republikanisme di Australia sangat kuat didorong oleh Partai Buruh yang berpendapat bahwa masa depan Australia bergantung pada Asia, bukan kepada Eropa dan Inggris.

Gerakan republikanisme di Australia sering mencemooh hubungan dengan Inggris yang jaraknya ribuan kilometer dan mengalahkan hubungan dengan tetangga Asia yang lebih dekat.

Aktivis republikanisme Australia mencemooh hari libur nasional ‘Queen’s Mother’s Birthday’ yang digelar untuk menghormati ulang tahun ibunda Ratu Elizabeth.

Dosa-dosa penjajahan kolonialisme Inggris sekarang mulai digugat secara terbuka. Inggris telah mengeruk kekayaan negara-negara jajahannya dan melakukan penjajahan budaya yang dampak negatifnya dirasakan sampai sekarang.

Inggris harus bertanggung jawab terhadap dosa kolonialisme di masa lalu. Raja Charles mewarisi takhta yang penuh tantangan.

Kerajaan Inggris tidak mungkin bisa mendapatkan kembali kejayaan besarnya di masa lalu. Di era Raja Charles sekarang ini monarki Inggris makin kehilangan relevansi sejarah.

Skandal seks dan rumah tangga yang berantakan mewarnai kehidupan ningrat Kerajaan Inggris. Tidak semua warga Inggris menyukai keberadaan keluarga kerajaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close