Raksasa Wall Street Terseret Skandal Korupsi Malaysia
jpnn.com, SINGAPURA - Skandal 1Malaysia Development Bhd (1MDB) yang menyeret PM Malaysia Najib Razak, rupanya, juga menyenggol perusahaan investasi dan manajemen keuangan Goldman Sachs.
Kejaksaan dan kepolisian Singapura dilaporkan telah meminta keterangan kepada beberapa petinggi dan mantan eksekutif perusahaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS), itu pada Oktober lalu.
Mereka ditanya mengenai penjualan obligasi 1MDB. ’’Penyelidik juga mencari tahu hubungan perusahaan dengan pengusaha Malaysia Low Taek Jho,’’ ujar sumber dalam penyelidikan itu yang diwawancarai oleh Bloomberg.
Pria yang biasa disebut dengan Jho Low itu dituding sebagai orang yang berperan penting mengatur pencucian uang hasil korupsi di 1MDB. Dia kini buron dan psosisinya belum diketahui.
Penyelidikan itu merupakan bagian dari usaha untuk mencari bukti adanya tindak pidana atas uang yang mengalir ke 1MDB. Hingga kini, belum ada dakwaan maupun tudingan tindak pidana yang diarahkan ke Golman Sachs maupun para pegawainya.
Juru bicara Goldman Sachs di Hongkong tidak mau memberikan pernyataan terkait investigasi yang dilakukan oleh kejaksaan dan kepolisian Singapura. Begitu juga halnya dengan 1MDB. Mereka memilih tutup mulut.
Goldman Sachs merupakan penasihat transaksi keuangan 1MDB. Pada 2012 dan 2013, salah satu raksasa Wall Street itu membantu penjualan obligasi 1MDB sebesar USD 6,5 miliar (Rp 87,75 triliun). Uang tersebut seharusnya digunakan untuk proyek pembangunan.
Tetapi, jaksa di AS menuding bahwa dana tersebut dibagi-bagikan kepada para petinggi 1MDB dan orang-orang terdekat mereka. Goldman Sachs mendapat keuntungan USD 593 juta (Rp 8,01 triliun) dari penjualan obligasi tersebut.