Rakyat AS Geram dengan Gaji Eksekutif
Dipecat, Masih Bergaji Rp 12 M Per BulanSelasa, 18 November 2008 – 02:53 WIB
Risiko itu akhirnya tiba juga. Akhir 2007, bank-bank Eropa yang meminjamkan uang ke lembaga keuangan AS dengan jaminan CDS dari AIG, mulai menagih ke AIG karena ”gajah-gajah” di AS itu ternyata mulai tidak sanggup bayar utang. Total tagihan penjaminan yang masuk pun tidak kepalang tanggung: USD 11 miliar atau sama dengan Rp 100 triliun lebih. Tentu AIG tidak siap dengan tagihan mendadak sebegitu besar. Akibatnya, rating AIG turun. Kepercayaan runtuh. Kerugian mulai menganga. Akhir 2007 unit usaha di bawah Cassano itu saja rugi USD 25 miliar.
Cassano pun diberhentikan. Tapi, hebatnya dia masih mendapat pesangon Rp 300 miliar! Bahkan, tak lama kemudian AIG masih mengangkatnya menjadi konsultan dengan bayaran Rp 12 miliar sebulan! Begini-beginilah yang membuat rakyat Amerika marah. Lalu tidak percaya lagi pada lembaga keuangan. Padahal, begitu terjadi ketidakpercayaan, di situlah bermula sebuah kepanikan. Dan kepanikan itulah yang memperparah krisis.
Kepanikan itu mencapai puncaknya ketika Lehman Brothers, perusahaan keuangan terbesar di dunia menyatakan diri bangkrut pertengahan September lalu. Habislah harapan. Orang langsung berpikiran begini: Lehman Brothers saja bangkrut, pasti yang lain-lain akan bangkrut. Kita jadi ingat Indonesia 10 tahun lalu. Puncak kepanikan kita waktu itu adalah juga ketika 16 bank ditutup (atas permintaan IMF). Orang-orang waktu itu langsung berpikiran begini: bank-bank yang mana lagi yang akan ditutup berikutnya.