Rakyat Inggris Berubah Pikiran soal Brexit
jpnn.com, LONDON - Ratusan ribu penduduk Inggris memenuhi jalanan ibu kota Sabtu (20/10). Mereka menuntut pemerintah untuk mengulang referendum yang diadakan pada 2016. Harapannya, Inggris membatalkan keputusan untuk meninggalkan Uni Eropa (UE).
Massa pro-Eropa itu berjalan sambil melambaikan bendera biru dan emas di Hyde Park untuk memulai People's Vote March. Mereka berjalan menyusuri Downing Street, menuju kompleks parlemen di London untuk menyampaikan tuntutan. Aneka poster diacungkan.
Misalnya yang bertulisan Waktunya Kembali ke UE atau Saya Warga Eropa dan Saya Bangga.
"Rakyat sudah tak lagi percaya kepada pemerintah. Rencana Brexit yang disampaikan amburadul," ujar James McGrory, aktivis pro-Eropa sekaligus penyelenggara aksi, kepada Reuters.
Massa sebanyak 700 ribu orang itu, klaim McGrory, menyalurkan rasa frustrasi. Mereka tak tahan lagi melihat pemerintah Inggris yang tak berhasil membuat rencana Brexit yang apik.
Perdana Menteri Theresa May pun gagal merayu kepala negara-negara Eropa untuk membuat kesepakatan cerai saat bertemu di Brussel, Belgia.
Pemuda seperti Emily Longman ikut mendukung gerakan itu. Dia merasa bahwa anak-anak dikorbankan karena keputusan yang buruk. Saat itu dia belum cukup umur untuk menyumbang suara.
Cewek 20 tahun tersebut yakin bahwa banyak anak muda yang akan urun suara jika ada referendum kedua. Sebab, mereka khawatir pilihan pendidikan akan menyempit.