Reaksi Mahasiswa Asal Indonesia Setelah Izin Masuk Mereka Kembali Ditunda Australia
Ia mengatakan hingga saat ini ia masih takut keluar dari Australia untuk bertemu keluarganya yang sudah ia tidak jumpai setidaknya selama dua tahun.
"Kita tahu ada ratusan ribu mahasiswa yang sedang menunggu kembali ke Australia, jadi antreannya panjang," ujar Belle.
"Jadi ada risiko jika saya keluar Australia dan peraturan perbatasan bisa terus berubah, saya bisa stuck di luar."
Belle yang pernah menjabat sebagai presiden Council of International Students Australia mengatakan meski ia paham kebijakan yang diambil Australia, tapi ia merasa mahasiswa internasional kurang mendapat pengakuan dan dihargai oleh Pemerintah Australia.
"Mereka sudah bayar uang kuliah AU$40.000 [lebih dari Rp 400 juta], belum termasuk uang sewa tempat tinggal, barang-barang mereka juga masih ada di sini ... dan sekarang mereka terjebak di luar negeri sudah dua tahu," kata Belle.
"Respon dari Pemerintah Australia sangatlah tidak berbelas kasih," tegas Belle yang berharap mendapat lebih banyak bantuan dari Pemerintah Australia.
"Saya rasa, begitu juga dengan mahasiswa internasional lainnya di Australia, kalau kita punya masalah keuangan dan kesehatan, ada ketakutan kita belum tentu dibantu Pemerintah Australia."
Pekan lalu Pemerintah Australia mengubah kebijakan visa untuk pelajar internasional yang mengizinkan pemegang visa jenis 'Temporary Graduate' yang tidak bisa ke Australia akibat pembatasan perbatasan.