Realisasi Belanja Rendah, Syarief Hasan Dorong Jokowi Genjot Kinerja Menteri
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menilai dalam kondisi ekonomi yang sulit, para menteri belum menunjukkan kinerja signifikan untuk perbaikan ekonomi.
"Terbukti, pada Kuartal II dan III ekonomi Indonesia berada di posisi minus dan berujung pada resesi ekonomi. Kondisi ini membuktikan kinerja yang belum maksimal dari pemerintah," ungkapnya.
Menurut Syarief, akibat dari jatuhnya ekonomi Indonesia, berbagai perusahaan juga melakukan pemutusan hubungan kerjea (PHK) demi bertahan di tengah pandemi Covid-19.
"Akibatnya, berdasarkan dari Kementerian Ketenagakerjaan lebih dari 3,05 juta pengangguran baru muncul di tahun 2020," ujarnya.
Syarief menilai salah satu penyebabnya adalah rendahnya serapan anggaran di kementerian dan lembaga negara.
Menurut Syarief, sudah diketahui bersama bahwa belanja negara salah satu instrumen untuk memulihkan ekonomi nasional.
"Rendahnya serapan anggaran membuktikan bahwa kementerian belum maksimal dalam memulihkan ekonomi nasional," katanya.
Syarief melanjutkan, memang berdasarkan data dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), realisasi belanja pengadaan barang dan jasa negara hingga November 2020 belum mencapai 50 persen dari total nilai Rencana Umum Pengadaan (RUP) Rp 853,8 triliun.