Refleksi 1 Juni: Pemimpin Berjiwa Pancasila
Oleh: Andik Kuswanto, S.Hum., M.ApIa dengan amanah serta bersih dari tindakan korupsi karena ia tidak akan mengambil yang bukan menjadi haknya.
Pemimpin berjiwa Pancasila adalah ia yang memiliki rasa nasionalisme tinggi.
Maka, pemimpin akan memiliki loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya yang diwujudkan melalui sikap dan tingkah laku mental lakunya dalam berbagai kebijakan yang bertujuan untuk membangun negaranya menjadi negara yang makmur dan sejahtera.
Pemimpin berjiwa Pancasila pun harus peka mendengar keluh-kesah rakyatnya.
Pemimpin yang mau mendengarkan keluh-kesah rakyatnya merupakan pemimpin yang baik dimana ia dapat mengetahui masalah yang sedang dialami rakyatnya dan kemudian dapat dengan segera mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu bukan malah menjadikan penderitaan rakyat sebagai objek untuk memperkaya diri, golongan pendukungnya, atau konstituennya.
Menjadi pemimpin itu harus adil proporsional, yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah. Yakinlah pemimpin yang adil akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi rakyatnya.
Dengan demikian diharapkan rakyat Indonesia akan mendapatkan kesejahteraan secara lahiriyah dan batiniyah seperti apa yang telah difirmankan Allah dalam surat al-a'raf ayat 96: "sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi".
Harapannya, dengan merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari tidaklah mustahil bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat baldatun toyyibatun warobbun Ghofur.(***)