Rekam Aktivitas Buruh Asing, Jurnalis Diinterogasi Dua Hari
Kendati tidak ada kekerasan fisik yang dilakukan aparat UEA, keduanya merasa teraniaya. Sebab, aparat UEA tidak mengizinkan dua jurnalis itu berkomunikasi dengan dunia luar. Bahkan dengan kantor pusat mereka di Swiss sekalipun. UEA curiga, mereka berdua adalah mata-mata intelijen.
Setelah interogasi yang melelahkan tersebut, Bjorgvinsson dan Enderlin dipaksa menandatangani dokumen sebelum bebas.
”Saya tidak bisa membaca isi dokumen itu karena semuanya dalam bahasa Arab,” ujar Bjorgvinsson. Dia menduga, dokumen tersebut hanya berisi laporan tertulis tentang interogasi yang mereka alami sebelumnya.
Pascal Cretan, direktur RTS, mengecam penangkapan Enderlin dan Bjorgvinsson. ”Pemerintah UEA telah melanggar asas kebebasan pers terhadap jurnalis-jurnalis kami,” serunya dalam jumpa pers.
Dia juga mengeluhkan cara interogasi dengan menutup mata dan mengikat tangan serta memindah-mindahkan lokasi interogasi. (AFP/aljazeera/hep/c7/any)