Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Replanting Sawit dan Jagung Fokus Kementan di Sulbar

Rabu, 31 Oktober 2018 – 13:20 WIB
Replanting Sawit dan Jagung Fokus Kementan di Sulbar - JPNN.COM
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat kunjungan ke Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasang Kayu, Sulbar, pada Rabu (31/10). Foto: Humas Kementan

jpnn.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung upaya peremajaan kelapa sawit rakyat sekaligus perluasan tanam jagung di Sulawesi Barat (Sulbar) dengan sistem tumpang sari. Hal tersebut ditegaskan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat kunjungan ke Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasang Kayu, Sulbar, pada Rabu (31/10).

"Kita targetkan replanting sawit rakyat dengan luas 5 ribu hektare di Sulawesi Barat, nilainya 125 milyar. Bahkan bisa kita usahakan hingga 7,5 ribu hektare. Alokasi untuk Kabupaten Pasang Kayu setengahnya, yakni 2,5 ribu hektare," jelas Amran di hadapan petani setempat.

Peremajaan perkebunan sawit rakyat memang tengah menjadi perhatian pemerintah, karena di Sulawesi Barat misalnya, banyak sawit yang usianya lebih dari 28 tahun. Usia sawit tersebut berpengaruh terhadap penurunan produktivitas hingga hanya 3 ton per hektar. "Kita dorong peremajaan dengan skema pendanaan yang ada yakni 25 juta per hektare. Tapi seiring proses replanting kita wajibkan petani untuk juga tanam jagung lewat tumpang sari," beber Amran.

Menteri yang juga asal Sulawesi itu juga memberikan benih jagung gratis untuk lahan seluas 40 ribu hingga 50 ribu hektare di Kabupaten Pasang Kayu. Kombinasi antara peremajaan sawit rakyat dengan jagung in diyakini mampu mendorong optimalisasi lahan pertanian produktif, sekaligus menjaga petani tetap punya penghasilan.

Diketahui bahwa harga jagung di Sulawesi Barat sedang sangat bagus yakni Rp 3.700 bahkan pengakuan petani setempat bisa mencapai Rp 4.200 per kg. Sementara harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit hanya Rp 1.000 per kg dan diharapkan bisa lebih sehingga harganya tidak terlalu jauh dari harga di Kalimantan dan Sumatera.

Harga keekonomian jagung yang menguntungkan ini seharusnya bisa mendorong petani menanam jagung, sambil meremajakan sawit yang baru bisa produktif setelah 5 tahun tanam. "Jadi kita dorong peremajaan, sekaligus wajib tanam jagung. Benihnya sudah kami alokasikan gratis," jelas Amran saat meninjau langsung lahan jagung siap panen seluas 300 hektar.

Selain, peremajaan sawit dan bantuan benih jagung, Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan benih kakao dan padi gratis. Sementara itu, untuk bantuan alat mesin pertanian, Amran langsung mengalokasikan bantuan terutama pompa sebanyak 20 unit, agar bisa langsung dimanfaatkan.

"Agar tanam bisa lebih produktif, kita harus kelola air dengan baik. Kita akan kirim langsung 20 pompa untuk bisa memanfaatkan langsung sungai yang ada," kata Amran diacara yang berlangsung di tepian Sungai Larian. Sungai yang disebut Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar sebagai terpanjang di Sulawesi.

Kementan mendukung upaya peremajaan kelapa sawit rakyat sekaligus perluasan tanam jagung di Sulawesi Barat (Sulbar) dengan sistem tumpang sari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News