Revolusi Wanita
Oleh Dahlan IskanJumat, 23 Agustus 2019 – 08:18 WIB
Salah satu modal sosial yang besar adalah wanita.
Bagaimana pembangunan bisa berhasil kalau yang produktif hanya laki-laki?
Mari kita hitung:
Produktivitas penduduk laki-laki —katakanlah— 80. Tidak mungkin 100. Sebagian laki-laki sudah sangat tua, sakit, atau gila.
Produktivitas penduduk wanita —katakanlah—10. Ini lantaran wanitanya dikekang: tidak boleh keluar rumah, tidak boleh mengemudi.
Maka 80 ditambah 10 = 90.
Berarti angka rata-ratanya 45.
Bandingkan dengan negara seperti Tiongkok.