Rhoma Ikhlas Jika Ditinggal
JAKARTA – Raja Dangdut H Rhoma Irama menegaskan tak peduli kalau pada akhirnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meninggalkan dirinya, alias tidak mengajukan dirinya sebagai calon presiden atau setidaknya calon wapres dari PKB dalam koalisi parpol yang kemungkinan akan terbentuk tak lama lagi.
Penegasan itu ditegaskan oleh Waskito selaku ketua tim sukses pencapresan H Rhoma Irama sekaligus Ketua RIFORRI (Rhoma Irama For Republik Indonesia) kepada Indopos (Grup JPNN), kemarin (15/4). Rhoma tak akan pernah merasa dimanfaatkan PKB apalagi sampai merasa ditipu PKB.
”Bang Haji (Rhoma) selalu bilang kepada kami, kalau ternyata pada akhirnya beliau tidak jadi capres PKB atau setidaknya menjadi cawapres pun tidak apa-apa, biar saja. Beliau tegaskan semua yang dikerjakannya untuk PKB dilakukannya dengan ihlas. Karena bagi Bang Haji apa yang dilakukannya untuk perjuangan amar ma'ruf nahi mungkar. Beliau bilang, kalau seandainya hal itu terjadi saya ihlas, karena saya bekerja untuk memperjuangkan amar maruf nahi mungkar’. Jadi apa pun kesimpulan akhirnya buat kami itu semua tak masalah,” tutur Waskito.
Waskito mengatakan, berbagai lembaga survei dalam enam bulan terakhir menjelang Pileg 9 April lalu banyak yang menyebutkan suara PKB diprediksi anjlok bahkan terancam terdegradasi dari parlemen alias gagal menembus syarat 3,5 persen parliamentry threshold (PT).
Dari situlah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendatangi Rhoma serta menjalin komunikasi politik yang intensif, dengan harapan terjalin kerja sama politik antara Rhoma dan PKB untuk membantu menaikkan suara PKB.
Dan ternyata suara yang diraih PKB dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April 2014 lalu kalau dilihat dari hasil hitung cepat berbagai lembaga quick qount rata-rata menyebutkan sekitar 9,2 persen. Artinya, kata Waskito, ada kenaikan yang lumayan signifikan dibandingkan suara PKB dalam Pileg 2009 lalu.
”Lantas Cak Imin mengandeng Bang Haji. Kemudian dalam perjalanannya ternyata kenaikan suara PKB nyaris 100 persen. Kami dan semua jajaran RIFORRI bersyukur alhamdulilah. Namun buat kami, berapapun hasil suaranya PKB, kami merasa Bang Haji membantu dengan suara signifikan dari massa pendukungnya untuk PKB,” ujarnya.
Rhoma membantu menaikkan suara PKB lalu muncul istilah Rhoma Effect. Para pengamat politik, dari para peneliti lembaga survei, dari media-media massa, bahkan yang bilang itu dari Cak Imin sendiri.
“Bahkan Rhoma sendiri mengatakan seandainya ada orang-orang bilang kalau saya ini salah satu orang yang ikut berperan menaikkan suara PKB, saya ucapkan alhamdulilah,” kata Waskito menirukan ucapan Rhoma Irama.
Dalam komitmen politik yang dibuat antara Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar dengan Rhoma Irama, salah satunya adalah seandainya suara PKB dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April 2014 mencapai 15 persen suara, maka PKB wajib memperjuangkan untuk mengusung Rhoma menjadi capresnya PKB.
”Dalam komitmen itu, kalau suara PKB mencapai 15 persen, maka PKB wajib menggolkan Bang Haji jadi presiden. Tapi faktanya kan suara PKB belum menembus 10 persen. Artinya kewajiban dalam komitmen politik antara Cak Imin dengan Bang Haji atau kewajiban PKB mengusung capres Rhoma bisa dibilang tak berlaku,” papar Waskito.
Dalam kesempatan itu, Waskito berharap agar PKB tetap menjaga etika politik dalam memelihara hubungan baik yang selama ini sudah terjalin dengan Rhoma. Maksud Waskito, seharusnya ada tanda terimakasih dari PKB kepada Rhoma Irama, salah satu tanda terimakasihnya dengan tetap memperjuangkan Rhoma menjadi capres atau cawapresnya PKB.
”Tapi itu terserah di sana (PKB) saja. Karena buat RIFORRI, kemungkinan Bang Haji menjadi capres masih terbuka kok, dan kami akan tetap memperjuangkannya ke arah sana. Lihat saja tanggal mainnya,” terang Waskito. (ind)