Riau Krisis, Jokowi Diminta Turun
Sementara bencana asap juga tak kunjung pergi. Masih banyak lahan yang terbakar. Data dari dinas Kehutanan Provinsi Riau, ada 1.200 hektar lahan terbakar. Sebanyak 12 perusahaan diantaranya terindikasi membakar hutan dan lahan. ''Saat ini perusahaan tersebut masih akan ditinjau perizinannya,'' kata Kadishut Riau, Ir. Fadrizal Labay.
Kondisi yang sulit saat ini, semakin diperkeruh dengan daya serap APBD Riau yang masih rendah di bawah 50 persen. Artinya banyak dana yang mestinya bisa digunakan namun mengendap di rekening daerah. Padahal di Riau sendiri, mayoritas pengusaha masih menggunakan APBD sebagai pendapatan utama.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Riau, Wijatmoko Rah Trisno, mengatakan dalam kondisi seperti ini, dibutuhkan tindakan tepat dan cepat dari pemerintah. "Karena bagi kalangan pengusaha, nilai tukar mencapai Rp14 ribu per dolar seperti saat ini sudah masuk tahap krisis," tandasnya.
Kesal dengan kondisi sulit yang dihadapi masyarakat Riau saat ini, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Ekse
kutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Riau (UIR) menggelar aksi besar-besaran di kantor DPRD Riau, Jumat (4/9).
Dalam aksinya, mahasiswa ini menuntut Presiden Joko Widodo turun dari jabatannya. Ratusan massa bahkan sempat membakar atribut yang dilambangkan sebagai orang nomor satu di Indonesia itu. ''Nilai rupiah melemah, harga sawit murah, rakyat kian susah. Belum lagi kabut asap yang menambah derita rakyat Riau,'' tegas Mensospol BEM UR Henky Fernando.
Hengky mengatakan, mereka melakukan unjukrasa karena sudah bosan melihat permasalahan yang kian mencekik masyarakat. ''Kami tersiksa dengan keadaan saat ini dan menginginkan perubahan,'' tegasnya. (c/did/b/abe/c/don/rpg)