Ribuan Bayi Diguling-gulingkan, Para Pemuda Minta Disuapi
jpnn.com - VERLI Salsabila tampak terkejut saat tiba-tiba ada tangan keriput yang mengambil dirinya dari gendongan Marlina, ibunya. Bayi setahun itu kemudian berhadapan muka dengan ina (nenek) Woe, salah seorang sesepuh di Kecamatan Batauga, Buton, yang akan ’’meruwat’’-nya.
Sejurus kemudian, ina Woe membalik badan Verli. Wajah bayi itu lalu didekatkan ke tungku arang kelapa yang masih mengeluarkan asap. Sontak, Verli menangis kencang dan memberontak karena kepanasan.
Namun, perempuan 85 tahun tersebut tidak peduli. Setelah beberapa kali mendekatkan wajah si bayi ke tungku, dia merebahkannya dalam posisi tengkurap di atas selembar daun pisang yang telah diolesi minyak kelapa. Dia juga memercikkan air ke punggung bayi tersebut dengan tangkai-tangkai tanaman yang masih berdaun.
Urutan berikutnya, tubuh Verli digulingkan beberapa kali di atas daun pisang tersebut sehingga tangisnya semakin kencang. Prosesi yang disebut Pedhole-dole itu berlangsung hanya beberapa menit, namun membuat si bayi ’’menderita’’. Tetapi, Marlina, sang ibu yang masih berusia 19 tahun, bukannya kasihan melihat anaknya ’’disiksa’’. Dia justru tampak gembira melihat bayinya diguling-gulingkan sampai menangis sejadi-jadinya.
Verli hanyalah satu di antara 1.445 balita yang ikut dalam upacara Pedhole-dole masal di Lapangan Pasarwajo, Buton, Jumat (22/8). Prosesi itu dulu merupakan ritual wajib bagi bayi yang baru lahir di Kerajaan Wolio-Buton. Tujuannya, si bayi tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit.
Menurut Waladu, salah seorang perempuan yang dituakan di Kecamatan Kaindea, Pedhole-dole merupakan upacara yang ditradisikan nenek moyang orang Buton untuk menyambut bayi yang baru lahir. Namun, dalam perkembangannya, terjadi beberapa penyesuaian. Misalnya, bila dulu bayi ’’diruwat’’ sehari setelah dibawa pulang dari bidan atau tempat persalinan, sekarang balita berumur setahun pun bisa ikut diupacarakan.
’’Yang penting, ini upacara agar anak tidak kurus dan sakit-sakitan,’’ tutur perempuan asal suku Cia-Cia itu.
Dalam tradisi Buton, pada bayi atau anak balita yang telah menjalani prosesi Pedhole-dole, akan tumbuh sugesti positif kepada orang tua bayi. Orang tua akan yakin sang buah hati tumbuh sehat karena ritual tersebut difungsikan sebagai imunisasi. Dan terbukti, anak yang semasa kecilnya menjalani upacara Pedhole-dole jarang sakit.