Ribuan Bayi Diguling-gulingkan, Para Pemuda Minta Disuapi
Festival Budaya Tua Buton juga menghadirkan sebuah permainan bernama kamomose. Permainan itu berfungsi menghidupkan tali silaturahmi antarmasyarakat. Pesertanya para gadis berpakaian adat yang diibaratkan sedang dalam pingitan dan menunggu jodohnya. Mereka disebut sebagai kamose.
Mereka didudukkan berjajar dan di hadapan mereka terdapat sebuah keranjang yang disebut sikhipua. Begitu gong dipukul tanda permainan dimulai, para pembesar negeri, tokoh adat, dan disusul masyarakat akan berjalan mengelilingi para gadis itu untuk memberikan hadiah. Caranya dengan melemparkan hadiah tersebut ke dalam sikhipua.
Laki-laki yang merasa jatuh cinta pada salah seorang gadis di situ akan melemparkan hadiah berupa uang atau bahkan emas. Harapannya, gadis yang diidamkan akan menerima persembahan cintanya.
Para peserta Sail Raja Ampat 2014 yang turun ke darat begitu antusias mengikuti berbagai acara dalam festival tersebut. ”Ini budaya yang sangat indah. Permainannya, makanannya, sungguh luar biasa. Kami menyukainya,” ujar Nick Mercer, warga Inggris yang datang bersama istrinya, Kathy Smith, dalam bahasa Inggris.
Mereka ikut Sail Raja Ampat dengan menggunakan kapal Impala. Namun, sebelum sampai di tempat tujuan, kapal mereka mampir ke Buton untuk menyaksikan festival langka itu. ”Saya akan tinggal lama di Indonesia. Saya tertarik dengan pemandangan alam dan atraksi budayanya yang unik,” tandas Mercer. (*/c5/c9/ari)